Minggu, 19 Oktober 2008

TIPE DAN JENIS PEROKOK


KARAKTERISTIK PEROKOK

AUDI YUDHASMARA
SAVE CHILD FROM SMOKE FOUNDATION
Jl Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat
telp/FAX : (021) 5703646 – 70081995

Survey WHO menemukan lima juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit degeneratif akibat rokok, seperti kangker paru dan jantung koroner, di Indonesia sendiri, survei demografi Universitas Indonesia mencatat 427.948 orang meninggal setiap tahun akibat penyakit yang dipicu konsumsi rokok.

Besarnya angka itu tak lepas dari tingginya konsumsi rokok di Indonesia. dalam daftar negara konsumen rokok terbesar 2002, Indonesia berada pada posisi kelima dunia dengan konsumsi 208 miliar batang per tahun. indonesia hanya kalah dari negara-negara kaya seperti tiongkok yang melahap 1.634 triliun batang, amerika dengan 451 miliar batang, jepang dengan 328 miliar batang, dan rusia 258 miliar batang.

PENGGOLONGAN PEROKOK

Kebiasaan merokok ternayat di lakukan oleh berbagai tingkat usia dan jenis kelamin. Segala lapisan masyarakat tidak terkecuali adalah perokok di anataranya adalah anak sekolah, mahasiswa, pekerja, kaum professional atau bahkan sekalipun dokter dan dokter jantung banyak yang melakoni kegiatan merokok.
Bila dilihat dari jumlah dan frekuensi meokok dalam kurun waktu tertentu perokok dapat dibedakan dalam beberapa kelompok. Mereka yang dikatakan perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi rokok lebih dari 31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah bangun pagi. Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6 - 30 menit. Perokok sedang menghabiskan rokok 11 – 21 batang dengan selang waktu 31-60 menit setelah bangun pagi. Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang waktu 60 menit dari bangun pagi. Di luar kelompok tersebut terdapat juga perokok yang merokok dalam keadaan tertentu saja seperti saat resepsi, pesta, pertemuan dengan teman atau relasi bisnis. Perokok jenis ini biasanya hanya menghabiskan sekitar 10-30 batang perbulan.

Tempat merokok juga mencerminkan pola perilaku perokok.
Berdasarkan tempat-tempat dimana seseorang menghisap rokok, maka dapat digolongkan atas :
Merokok di tempat-tempat Umum / Ruang Publik:
  • Kelompok homogen (sama-sama perokok), secara bergerombol mereka menikmati kebiasaannya. Umumnya mereka masih menghargai orang lain, karena itu mereka menempatkan diri di smoking area.
  • Kelompok yang heterogen (merokok ditengah orang-orang lain yang tidak merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit, dll). Mereka yang berani merokok ditempat tersebut, tergolong sebagai orang yang tidak berperasaan, kurang etis dan tidak mempunyai tata krama. Bertindak kurang terpuji dan kurang sopan, dan secara tersamar mereka tega menyebar "racun" kepada orang lain yang tidak bersalah.

Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi:

  • Di kantor atau di kamar tidur pribadi. Mereka yang memilih tempat-tempat seperti ini sebagai tempat merokok digolongkan kepada individu yang kurang menjaga kebersihan diri, penuh dengan rasa gelisah yang mencekam.
  • Di toilet. Perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang suka berfantasi

Menurut Silvan Tomkins ada 4 tipe perilaku merokok berdasarkan Management of affect theory, ke empat tipe tersebut adalah :

1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif.

Dengan merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. Green (dalam Psychological Factor in Smoking, 1978) menambahkan ada 3 sub tipe ini :

  • Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.
  • Stimulation to pick them up. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
  • Pleasure of handling the cigarette. Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja. Atau perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum ia nyalakan dengan api.

2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif.

Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.
Perilaku merokok yang adiktif. Oleh Green disebut sebagai psychological Addiction. Mereka yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya.

3. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan.

Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar habis

Tidak ada komentar: