HINDARI MEROKOK DISEKITAR WANITA HAMIL

ROKOK ANCAM JANIN SEJAK DALAM KEHAMILAN SAVE YOUR FETAL FROM SMOKE

Now that you’re pregnant , You not just eating two..You’re breathing for two

AUDI YUDHASMARA

SAVE CHILD FROM SMOKE, “SMOKE FREE HOME-SMOKE FREE ZONE FOR CHILDREN”
Jl Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat

telp/FAX : (021) 5703646 – 70081995

email : savechildfromsmokers@yahoo.com ,

http://savechildfromsmokers.blogspot.com

Kebiasaan merokok di kalangan wanita di Indonesia tampaknya adalah tidaklah terlalu mengkawatirkan jika dibandingkan dengan banyaknya wanita yang merokok di negara-negara maju. Tetapi pendapat tersebut akan sirna bila kita mengamati perilaku perempuan di kota besar terutama Jakarta. Mungkin saja nyaris tidak berbeda jauh dengan perilaku wanita di Negara maju. Bila kita berjalan di tempat food court di perbagai sudut Jakarta maka sebagian di antara perokok yang ada adalah wanita. Jumlah ini akan semakin meningkat bila kita memasuki aktifitas dan hiburan malam.

Kebiasaan merokok pada wanita tidak hanya mengakibatkan aspek berbahaya bagi diri wanita itu sendiri. Akan lebih mengkawatirkan bila si wanita dalam keadaan hamil, sedangkan kebiasaan merokok sulit dihentikan. Dalam keadaan hamil tentunya akan menjadi malapetaka bagi janin yang dikanbdungnya bila si ibu merokok selama kehamilan.
Berbagai laporan penelitian menyebutkan bahawa rokok akan meracuni dan mengganggu janin atau bayi yang akan dilahirkan.

Bahaya rokok terhadap janin

• Gangguan pertumbuhan janin disebabkan oleh penurunan aliran darah ke dalam plasenta.


• Peningkatan angka kematian janin (perinatal).
• Mengakibatkan SESAK BAYI BARU LAHIR (Transient Tachypnea of The Newborn) beberapa kasus sering dianggap atau dikelirukan dengan ketidakmatangan paru atau terminum atau tertelan air ketuban ibu. PADA BAYI DENGAN KONDISI INI 90% AKAN MENGIDAP ASMA SAAT SEBELUM USIA PRA SEKOLAH


• Meningkatkan resiko kecacatan kepada bayi seperti kecacatan kepada bibir dan palate (BIBIR SUMBING atau `cleft lip dan palate')


• Peningkatan risiko untuk mengalami sawan.


• Meningkatkan resiko kelahiran prematur


• Keguguran


• Penurunan berat badan bayi sebanyak 150-200 gm


• Perkembangan sistem saraf yang tidak normal (contoh: strabismus)


• Beresiko mengakibatkan asma dan sesak pada bayi baru lahir


• Suddent Death infant Syndrome


• Kelainan jantung bawaan dan kelainan bawaan lainnya