Sabtu, 18 Oktober 2008

ASAL MUASAL TERCIPTANYA BLOG SAVE CHILD FROM SMOKERS







Kisah tragis dengan kaum perokok sontoloyo












Dr Widodo Judarwanto SpA

SAVE CHILD FROM SMOKE
Office : Jl Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat
telp : (021) 5703646 – 70081995
email : mailto:%20savechildfromsmokers@yahoo.com , http://savechildfromsmokers.blogspot.com



Malam minggu yang cerah itu sempat kami makan malam di sebuah food court di mall Ambassador di Jakarta Pusat. Saat kami sedang menikmati makan malam, keceriaan kami sekeluarga diganggu oleh batuk-batuk kecil istri saya akibat asap rokok yang dikepulkan dari meja sebelah. Dengan gerakan demonstratif sambil terbatuk-batuk tangannya mengibas-ngibaskan asap rokok yang dikepulkan sepasang kekasih perokok di sebelah meja kami. Tampaknya “sindiran sopan” tersebut tampaknya tidak diindahkan, bahkan kepulan asap rokok tersebut semakin demonstratif mengepul ke udara.

Dengan hati panas kepala dingin kami menghardik dengan “sopan” : “mas, tolong dong rokoknya dimatikan, anak dan istri saya adalah penderita asma. Tetapi apa jawab sepasang kekasih yang sedang dimadu asmara tersebut: “loh ini khan bebas merokok coba bapak lihat di sekeliling meja kita khan merokok semua”. Dengan muka merah dan kepala dingin kami sambar jawaban itu, “lho khan di seberang situ khan ada ruang kaca tempat merokok”. Meskipun akhirnya rokok itu dimatikan hati ini dongkol juga. Ngga tahu kenapa hari itu kesabaran saya diuji. Biasanya tangan harus menggebrak meja, akhirnya menjadi batal. Mungkin niat itu teredam setelah melihat 5-7 orang ternyata juga merokok di sekeliling meja yang memang daerah bebas rokok tersebut. Tampaknya akal sehat masih memenangi dalam melawan emosi menghadapi kebodohan kaum perokok durjana itu. Akhirnya dengan ihlas istri saya mengajak pindah ke tempat duduk lain, di beberapa baris seberang lokasi sebelumnya. Tak ayal lagi setali tiga uang di lokasi baru itu juga ada beberapa gelintir perokok sontoloyo juga.

Saat itu juga timbul keinginan untuk mengadakan survey kilat (hari Sabtu tanggal 18 Oktober 2008, pukul 18.00) di foot court mall ambassador Jakarta Pusat di lantai 4. Dalam lokasi tempat AC tertutup dengan jumlah sekitar 110 orang di blok food court tersebut, terdapat 25 perokok di antaranya 20 perokok laki-laki, 5 perokok perempuan. Di antara 110 orang yang ada di daerah tersebut terdapat 5 wanita hamil tua, 3 bayi dan 42 anak balita. Dari 25 perokok itu, terdapat 10 perokok yang didampingi anaknya, bahkan 1 perokok didampingi istrinya yang sedang hamil. Sayangnya ibu dengan kehamilan muda tidak bisa disurvey.

Cerita sederhana itu menunjukkan bahwa dari 85 perokok pasif itu separuhnya adalah anak balita dan wanita hamil. Kaum anak tak berdaya itu ternyata tidak terlindungi dari jahatnya asap rokok oleh negara, pemerintah daerah, orang disekitarnya bahkan oleh suami dan orangtuanya yang mendampinginya.

Cerita kelu itu menggugah saya untuk melakukan upaya melawan ketidak beresan kaum manusia perokok sontoloyo yang dapat menghancurkan kesehatan dan nyawa sesama manusia bahkan keluarganya sendiri. Malam itu juga di rumah saya langsung membuat satu blog khusus dengan judul “SAVE CHILD FROM SMOKE” (http://savechildfromsmokers.blogspot.com/)

Pengalaman pahit itu menyadarkan saya dan terobsesi untuk menggerakkan masyarakat Jakarta untuk melawan para perokok itu dengan damai. Bahkan dengan diskusi singkat dengan anak sulung saya yang baru kelas 7, sepakat untuk ikut menggerakkan teman-temannya berkampanye melawan keadaan ini. Gerakan tersebut dapat berupa edukasi dan informasi melalui media elektronik dan internet ataupun turun lapangan langsung mengingatkan berbagai pihak untuk ikut menuntaskan masalah itu. Upaya kecil ini, mudah2an dapat sedikit memberikan kontribusi dalam membantu melindungi anak Indonesia dari paparan rokok. Bila ada yang tergerak dengan upaya ini dapat berkontribusi berupa saran dan pemikiran ke http://savechildfromsmokers.blogspot.com/.

Tidak ada komentar: